Jumat, 28 Agustus 2009
Kebebasan
Memang enak punya teman teman keren atau pacar kaya raya yang di masa depan potensial punya istri lebih dari 1. Kamu kelihatan gaya dan fancy fancy serta jalan menuju cantik tentu tidak terlalu sulit kalau muka kamu ngga ancur ancur amat. Sudah fancy fancy sih soalnya. Tapi buat apa juga kamu punya pacar dan teman fancy fancy kalau hal itu menyebabkan kamu HARUS. Harus tau siapa itu hedi slimane dan neil gaimann. Harus punya baju zara dan tas Longchamp. Harus langsing kurus seperti putri indonesia. Harus tampil flawless setiap saat. Harus CANTIK setiap hari.What The Fuck. Kalau kamu bukan Mariana Renata kamu harus kerja keras hingga kaki pegal dan punggung gatal menahan postur sempurna untuk bisa kelihatan cantik. Kadang pasti kamu inginkan juga teman dan pasangan yang tidak peduli kamu siapa dan apa yang kamu tahu, kamu punya atau pencapaianmu.
Hidup itu dangkal kawan. Orang melihatmu bukan karena siapa kamu. Tetapi dengan siapa kau bergaul, siapa pasanganmu dan apa yang kamu punya. Jika ada hidup yang tidak seperti itu, saya rela menukarnya dengan seumur hidup penghasilan saya.
Oh Ya
Saya sudah cukup tua sekarang. Kemarin kemarin saya sering sekali posting hal hal aneh dan nyata di blog saya dan kini tiba saatnya diri saya sudah mulai capek. Sudah mulai banyak juga orang yang komplen. Mulai teman hingga bos. Lama lama sadarlah juga saya dan mulailah saya hapus hapus itu semua postingan teruk. Kepingin juga sih sebenernya curhat. tapi kok kayanya sulit ya curhat tanpa bikin kita kelihatan jadi orang jahat.
Yah sudahlah, apapun. saya juga bingung kenapa saya nulis blog. Gaya ngga. Cakep cakep amat juga ngga. Gaul, fesyenebel, prediktebel, kompliktebel juga ngga. Palingan juga badan saya tebel. Tapi lagi diet dong ga mau kalah sama manohara. Klo manohara aja bisa kurus. malulah saya.
Kamis, 18 Juni 2009
Drink the Pain Away
Jumat, 05 Juni 2009
Soft Shock
Where are you my love? I miss the thrill of having you complaining for my inabilities to meet. It felt like a liabilities rite now. To have, to feed, to watch after, but don’t feel any of the goodness here. It’s just you and me, pulling each other coz it seems like the best way to prevent ourselves from being a 40 years old bachelor or having worse spouse than you or me. Correct me if i’m wrong.
"Still it’s a
Shock, shock
To your soft-side
Summer looms
Catch your shut-eye
In my room"
Soft Shock -Yeah Yeah Yeahs
Certain Jealousy
At first i decided that this blogspot blogging thing was not more than showing some extra eppreciation in music and how the exploration come a lot through my mind. Its really nice to share experience with just anyone you see on the net and they will come eventually just to share same addiction like you have. But however my multiply seemed more attract attention. So I went there if I need it. (Coz everyone have this little need called self exixtence and so am i, a major one).
But yeah, things are really going on differently and more differently rite now. I kept losing my appetite for consuming music (and making it) and I kept gaining my appetite for eating. Especially when i'm in sudirman. Things went on quite fun and mad while you have to reassuring yourself twice to three times that you still have to place your feet stayed on the ground. Things went really fast and different from my joyful previous month. Oh how I miss those days. Seeing a
Kamis, 12 Maret 2009
Jazz dan Saya
Namun diluar itu, Ada sebuah era dalam hidup saya yang ingin saya ceritakan. Dimana saya hanya mendengarkan jazz dengan segala keindahannya. Well, tidak semua jenis jazz juga bisa saya dengarkan. Kebanyakan yang saya bisa dengarkan adalah musik musik jazz yang cenderung kaleum dan beberapa jazz berbau elektronik yang sedikit chillin’ out. Saya tidak bisa mendengarkan jazz fusion yang ribet belibet karena rupanya insting musikal saya tidak nyampe kesitu.Mungkin karena saya bukan seorang player (player instrumen musik loh ya..bukan player terhadap lawan jenis). Favorit saya adalah jazz standar atau jazz mainstream dengan vocal. Apalagi yang berbau brazilian jazz atau bossanova. I love it! Saya pun sempat terjebak ke dalam lingkaran setan penasaran “apakah itu musik jazz?” dan kehidupan saya sempat didominasi oleh alunan genre itu. Mulailah saya memilah2 musik jazz yang saya sukai dari keseluruhan 40 GB koleksi mp3 jazz yang saya dapatkan dari seorang teman, mendatangi acara acara jazz local di kota Bandung, hingga saking penasarannya saya pernah mengikuti klinik vocal jazz yang diadakan oleh Imam Pras di Studio Aru. Disitulah saya mengenal vokalis vokalis handal dalam scene Jazz Kota Bandung seperti Adhiella dan Bubu “Beyonce” Contra Indigo. Klinik tersebut sangat menyenangkan, dan tidak seperti klinik vocal lain yang mempelajari tehnik2 bernyanyi, klinik tersebut hanya melakukan repertoire repertoire jazz secara bersamaan sambil membaca Real Book masing masing (Oh Tuhan saking penasarannya saya bahkan berinisiatif untuk memiliki sebuah Real Book). Tehnik bernyanyi yang sering dibahas hanyalah cara cara melakukan Scat Singing. Sayangnya karena kesibukan kerja, Mas Pras tidak dapat meneruskan klinik vocal jazz tersebut.
Pada waktu itu Jazz Mainstream terasa seperti bintang di malam hari. Cahayanya yang indah dan sedikit redup memberikan rasa sedih tertentu yang anehnya menyenangkan untuk dinikmati. Rasanya seperti cinta yang bertepuk sebelah tangan dan rasa sakit hati ditinggal mantan kekasih ditumpuk tumpuk menjadi satu,hahaha *atau mungkin ini lebay nya saya aja karena memang mengalami kedua hal tersebut pada era era ini, well entahlah*. Yang jelas mainstream jazz saat itu terasa indah dan keindahannya sangat sulit dimengerti. Ada beberapa musisi favorit saya seperti Ella Fitzgerald yang menjadi dedengkotnya vokalis wanita jazz standar, Astrud Gilberto, wanita cantik masa kini, Diana Krall, dan tentu saja Chet Baker dengan “Just Friends”nya . Kehadiran Michael Buble setelahnya yang walau saat itu digandrungi para wanita seumur saya menjadi terasa biasa2 saja bagi saya karena Chet has got his own way first straight into my heart,ahahay. Ada lagi seorang wanita bersuara semanis gulali dan seempuk bantal yang menjadi soundtrack harian saya. Wanita itu bernama Elis Regina. Ia dan astrud Gilberto banyak menyanyikan karya karya musisi besar dunia, Antonio Carlos Jobim.
Elis Regina dengan sangat baiknya menggambarkan keindahan dan kepedihan dari Jazz. Misalnya “triste” yang berarti sedih dalam bahasa indonesia. Selain “triste” ada juga yang lebih menusuk nusuk hati tetapi mencandu sekaligus. Judulnya adalah “So Tinha De Ser Com Voce”. Yang jelas pada saat itu kombinasi Jobim + Elis Regina = The Best. Saya sampai penasaran apakah jobim sempat punya kebiasaan memacari vokalis2nya yang bersuara indah indah tersebut.
Setelah era Jazz Standard, saya mulai beralih ke musik musik electro jazz yang lebih mudah dicerna Seperti Sova pada album “Tempo Tantrum” sebagai lanjutan dari kecintaan saya pada cafĂ© del mar ketima jaman jaman smu dulu. Mendengar anaknya Astrud ikut bernyanyi, sayapun ikut mendengarkan satu album penuh Bebel Gilberto yang diremix dan memuat remixan yang ok dari “Aganjo”.
Setelah era peralihan dari mendengarkan Jazz Standar ke Electro jazz yang lebih ringan, saya pun kembali mendengarkan lagu lagu rock kontemporer dan semua musisi happening saat itu seperti Ladytron, Sparta, dan YYY’s. Usai sudah Era Jazz dalam hidup saya.
Kini,entah mengapa jazz terasa sulit sekali untuk didengarkan. Keindahannya menjadi sama sekali asing bahkan Elis Regina sekalipun. Saya memilih untuk melupakannya. Dan kembali kepada kebiasaan mendengarkan saya yang semula. Selamat tinggal Elis Regina.
Jumat, 27 Februari 2009
Rabu, 25 Februari 2009
Latest Inspiration
"Do You ever know what blues is? Do you know what hurt is?" - mssnrd
Highlights :
- On my radar since "gossip girl"
- Opening for : Pearl Jam, Beck, Radiohead and Sleater-Kinney
- Their fans are : Robert Plant, Joshua Homme of Queens of the Stone Age, Billy Gibbons, Thom Yorke, Jonny Greenwood, Kirk Hammett.
- Key Song : Psychotic girl
SOHODOLLS
"Just shut up and kill me" - beck
Highlights :
LADY GAGA
"somethings are just we couldn't forget" - mssnrd
Highlights :
"Fuck you! Kreatif dikit dong, biar hidupmu tambah seru" - Felix Dass
Minggu, 22 Februari 2009
iHope
Selasa, 17 Februari 2009
Why Keep On Doing Thing?
If it risks your life more than anything?
If it hurts you again and again more than any other thing?
If the payoffs doesn't equalize efforts that you gave in?
Selasa, 10 Februari 2009
My Real Thanks To in My Final Assignment
For certain things that made me impossible to wrote a real thanks to list, then here it goes my real thanks to :
1. God & My Family, for giving me this wonderful chance to study at ITB and experience these wonderful moments.
2. M S N, for always giving me uncountable help, inspiration and spirit (or pressure,hahaha) to pull this thing off as fast and as good as i could.Ur the best boyfriend that i ever have in my life.
3. Mr. Rinaldi Munir, who always really CARE for his students. NO OTHER TEACHER here would care for their student as much as u could.
4. Vaio Girl, Who help me through everything a lot and being such a really good company.I miss u.
5. Mr. Ade and Mr. Rasyidi, who help me doing the administration shitties.
6. My gorgeous band, These R Fake!!, for being a real deal of entertainment and company in my most stressfull time.
7. Anak anak Apres! terutama Apres! 2004, ur the coolest people on earth.
8. My unpaid lawyer,hahaha, Mr. Rizky for helped me a lot.
9. My room, 105, Sumur Bandung 8 , which is not really good but i don't know why i stick there for almost 5 years.
10. My friends, IF ITB 2004. Ur so wonderful.
11. My KP chick fellas, Miss Dina and Miss Rian.
12. My lab, IRK, Labtek V, ITB
13. Other adorable people surrounding me.
Thank you, thank you and thank you.